Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sabtu, 19 Februari 2011

akar wangi (Vetiveria zizanioides) solusi pencemaran air

(andrianjati.wordpress.com)
Pencemaran air telah menjadi masalah global. Bukan hanya di Indonesia tetapi juga negara-negara berkembang lainnya. Kepadatan penduduk yang begitu tinggi dan tidak diimbangi dengan sanitasi yang baik menyebabkan perairan sangat mudah tercemar. sayangnya, perkembangan industri seperti di Jakarta justru memperparah keadaan. Limbah-limbah yang dihasilkan dibuang ke sungai tanpa penyaringan yang baik. Akibatnya, sungai dan laut tercemar berat oleh bakteri maupun logam-logam berat. Hal ini sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia dan tentunya dapat merusak tatanan ekosistem alam yang seimbang.



Lalu, adakah solusi yang bisa kita implementasikan dengan mudah untuk mengatasi masalah ini disamping kebijakan yang sudah dibuat pemerintah?

ADA, barangkali tumbuhan ajaib satu ini dapat menjadi solusi pencemaran air. Sebut saja Vetiveria zizanioides atau sering kita kenal dengan ‘akar wangi’. Akar wangi memang memiliki banyak keunggulan, selain digunakan sebagai bahan dasar minyak atsiri, akar wangi juga dapat digunakan sebagai pengusir ngengat dan serangga di lemari pakaian (pengganti kamper). Tidak hanya itu akar wangi juga digunakan sebagai pencegah erosi pada daerah-daerah aliran sungai karena akarnya yang kuat dan panjang dapat menembus lapisan permukaan tanah dan bebatuan hingga 5,2 meter. Lebih mengejutkan lagi, akar wangi atau vetiveria dapat digunakan sebagai filter air. akar-akarnya mampu menyaring bakter-bakteri serta logam-logam berat dalam air.  teknologi vetiveria ini dikenal sebagai “Vetiver System atau Sistem vetiveria”. Sistem Vetiver ini pertama kali dikembangkan di India sebagai konservasi tanah dan air pada tahun 1980an (Troung, 1998). Hingga saat ini belum ditemukan dampak negatif pada lingkungan dari penggunaan sistem ini.

 Vetiveria memiliki kemampuan yang sangat baik untuk hidup di tanah atau area yang sudah tercemar berat. Bahkan tanaman ini sudah dipastikan memiliki kemampuan untuk mereduksi polutan air dan berfungsi sebagai penyaring primer pada limbah rumah tangga.

Dr Paul Truong (2001) telah melakukan studi mengenai vetiver system ini. Dia menyusun vetiver di sepanjang lereng yang dialui oleh aliran air yang tercemar. Akar-akar dari vetiver ini berhasil mengurangi kecepatan aliran air dan mennyaring bakteri serta mengendapkan logam-logam berat. Penyaringan air ini terjadi hingga kedalaman 4 meter (sesuai dengan panjang dari akar vetiver tersebut).

sistem vetiver ini merupakan sistem yang dapat diperbaharui dan tidak memiliki dampak negatif bagi lingkungan karena merupakan penyaring yang alami.