Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sabtu, 21 Januari 2012

Siapkan kemenanganmu!

Terkadang kita ini lebih siap untuk kalah dari pada menang. ya kan? ada beberapa kisah pribadi mengenai hal ini, tapi sepertinya cukup satu yang saya tampilkan.

Bulan Agustus 2011, ada sebuah kompetisi bidang lingkungan se-Universitas Indonesia. Kompetisi yang menarik karena pastinya akan menguji kemampuan saya sebagai mahasiswa bidang kesehatan lingkungan, apakah saya punya kapabilitas yang lebih baik dari yang lainnya atau justru sebaliknya. Malu doong kalo sampai kalah!

Singkat cerita, saya merekrut 2 orang teman saya. Proposal tentang pengelolaan sampah padat di FKM UI berhasil kami susun hanya dalam waktu beberapa hari. Program yang kami ajukan itu harus kami implementasikan selama 3 bulan ke depan jika memang kami lolos seleksi dan menjadi juara fakultas. 

Sore itu ditemani mendungnya awan dengan suhu udara agak panas, kami melakukan finishing proposal di sebuah taman di FKM. Taman ini bernama Taman Bougenvil. Dulunya di taman ini terdapat beberapa pohon bougenvil besar yang rindang dan menyejukkan. Namun, sekarang pohon itu sudah dipangkas dan berubah menjadi pohon kecil akibat renovasi taman. Kini di taman itu terdapat bangku-bangku dan meja-meja besar yang digabung secara permanen dan cukup berat jika harus dipindahkan dengan kekuatan satu orang.  Taman itu pun dilengkapi dengan hotspot yang kadang kencang kadang nggak. hehe..

Di tengah asyiknya meng-edit page setup aku bertanya pada salah satu teman,"Kira-kira kita menang ga ya?". Teman berkata,"Nggak tahu deh, kalo sampae menang guwe malah bingung harus gimana, kan kita harus implementasiin itu selama 3 bulan." Aku pun diam. Ternyata ada rasa ketidakpedean dalam diri kami. 

seminggu kemudian..
Yap, juara 1 tingkat fakultas diraih oleh Vika dkk. Great! selangkah lagi menuju kemenangan tingkat universitas. Kami segera memulai aksi implementasi bulan I. "Persiapan administrasi dan perijinan tempat untuk mengelola sampah". Pada bulan I ini, semua berjalan dengan lancar. Namun sayangnya, pada bulan ke-2, kami terkendala dengan persiapan acara Envihsa (Lembaga Kemahasiswaan Depart. Kesling) yang akan diadakan di Bali. Pada bulan ke-2 ini, kami benar-benar tidak dapat menjalankan apapun. NIHIL. semenjak saat itu, harapan sudah mulai pupus. Ditambah lagi dengan kehadiran bulan ke-3 yang dibarengi dengan pembangunan besar-besaran di FKM yang membuat kami kehilangan lahan untuk mengolah sampah.  Bertambah pupuslah harapan ini. "Kekalahan sudah di tangan!" Kami hanya bisa melakukan apa yang bisa kami lakukan. Itu pun hal-hal yang sangat kecil seperti penyebaran stiker yang kami buat sendiri dengan yang gambarnya aneh (karena tidak ada satu pun dari kami yang jago desain).

Semenjak saat itu, kami berpikir bahwa tak ada lagi yang bisa dilakukan. Ketika presentasi per fakultas pun, kami termasuk yang paling tidak siap karena rasa pesimis yang sudah tak mampu ditepis lagi. Padahal presentasi ini diadakan untuk memilih 3 terbaik yang akan diumumkan pada saat upacara penutupan nanti. Dan 3 terbaik itu nantinya diminta presentasi di hadapan seluruh pengunjung saat upacara penutupan. 
Hopeless, itulah yang ada di otak kami. 

seminggu kemudian,
kringggg............kringgg......... handphone ku berbunyi di tengah larutnya malam. Sambil ngucek-ngucek mata, ku angkat telpon.
"Halo!"
"Vika, besok bisa hadir presentasi di acara penutupan kan?"
"Loh, emang kami masuk 3 besar?"
"Ya, kami belum tahu. Kan pengumumannya besok, tapi semua tim harus siap presentasi. bisa dateng kan?"
"Mmmm, kurang tahu deh. kami belum menyiapkan PPT"
"Segera disiapkan saja, siapa tahu kalian 3 besarnya."
"Tapi kami ada ujian besok siang."
"Habis ujian langsung hadir ya..!"
"InsyaAlloh kalo waktunya masih cukup."
"Oke."
tut...tut...tut...

Paginya...
"Guys, gimana ni, kita harus segera nyiapin ppt!"
"Loh, emang kita 3 besar?"
"Nah, gw juga gak tahu."
"Kan kita ada ujian."
"Iya sih.."
lanjut...
ternyata ujian dibatalkan
"Guys,gmn nih? ada yang bisa datang ke acara penutupan gak?" tanyaku
"Wah, mbak aku gak bisa. ada urusan keluarga." kata temanku.
"Sebenernya gw ada rapat, tapi terus dibatalin. jadi kosong hari ini. Mmm, mending kita sms panitia yuk kita masuk 3 besar apa ga." kata satu temanku yang lain.
typing sms..
"Pan, kita masuk 3 besar gak ya?"
"Entar ya, kami cek dulu."jawab panitia.

Hatiku berkata, ah, sepertinya gak akan masuk. jadi buat apa juga menyiapkan PPT. toh acaranya tinggal 1 jam lagi.

setengah jam kemudian.. Ada sms masuk
--vika. tim kamu masuk 3 besar!--
"APA????!!!"
Oh, God. tinggal 30 menit lagi.
sms masuk lagi
--kami tunggu kehadirannya 15 menit lagi--
"APA???!!!"
aku dan teman-temanku segera membuka laptop dan menyusun ppt. Tapi ternyata datanya hilang. Di tengah kebingungan kami, tiba-tiba hujan turun dengan begitu lebat. 
benar-benar sudah tidak ada harapan dan kesempatan lagi. Andai kami percaya diri, dan menyiapkan semua sebelumnya, hal seperti ini tidak akan terjadi. apa boleh buat, kami tak mungkin datang ke acara penutupan dalam keadaan hujan deras seperti ini.
---Panitia, kami mohon maaf sebesarnya karena kami tidak dapat hadir---
derasnya hujan saat itu seolah mengguyur hatiku. Jika saja itu guyuran yang lembut, sayangnya ini seperti guyuran hujan yang disertai badai dan petir.*lebay

Awalnya kekecewaan ini masih bisa aku tahan, hingga aku dapat kabar bahwa sebenarnya nilai kami paling tinggi. Artinya, jika kami bisa berpresentasi dengan baik tentu kami lah sang juara. Sayang, pahit sekali menerima kenyataan bahwa kami tersingkir dengan begitu mudahnya oleh ulah kami sendiri. Kerendahdirian ini membuat segalanya kacau. Seharusnya, piala itu ada di tangan ini. tapi ternyata ia telah jatuh ke tangan orang lain. Benar-benar kecewa.

Andai harapan itu ku gantungkan hingga titik terakhir, 
Andai keoptimisan itu terus ku pacu,
tentu tidak seperti ini..
kami kalah karena ulah kami.
Sejak awal kami lebih siap untuk kalah dari pada menang.
I'd never repeat it!

0 komentar:

Posting Komentar